Sabtu, 02 April 2011

Demokratis dan Menghargai Siswa (Menjadi Guru Menyanangkan Part 13)


Seorang guru disebut guru demokratis apabila senantiasa berusaha melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan kehidupan mereka. Misalnya, dalam pengambilan keputusan masalah tata tertib, mereka dilibatkan untuk menggodok tata tertib tersebut. Mereka sangat senang apabila guru melibatkan siswa dalam hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan mereka.
            Selain melibatkan siswa dalam kegiatan pembeljaran dan pengambilan keputusan berkenaan dengan kehidupan mereka, guru demokratis senantiasa berusaha menghargai prestasi dan gagasan-gagasan siswa sekecil apa pun. Apabila siswa menunukkan prestasi, guru menghargainya. Jika siswa mengemukakan gagasan, guru menghargai gagasan tersebut lalu mendukung gagasan-gagasan yang baik untuk diwujudkan.
            Guru demokratis dekat dengan siswa-siswinya. Ia tidak suka mendikte mereka dalam proses pembelajaran. Ia selalu melibatkan pemikiran, perasaan, dan pandangan mereka. Apabila mereka salah, ia tidak langsung menjatuhkan hukukman atas kesaahan yang diperbuat, tetapi melibatkan pemikiran dan perasaan mereka sebelum akhirnya menjatuhkan keputusan. Misalnya, jika salah seorang siswanya melanggar tata tertib, guru demokratis akan berusaha mengklarifikasi kesalahan tersebut dan meibatkan siswa yang bersangkutan untuk menemukan kesalahannya sendiri, lalu menunjukkan aturan yang dilanggar, dan selanjutnya menentukan hukuman yang laying untuk dilakukan.
            Guru demokratis sangat disenangi siswa-siswinya, sebab pada dasarnya setiap siswa membutuhkan penghargaan atas ide-ide dan gagasan-gagasan yang dikemukakan olehnya.
            Siswa merupakan sosok manusia yang memiliki rasa seperti halnya kita. Mereka memiliki kebutuhan untuk dihargai dan dihormati. Apabila guru menghargai siswa-siswinya, tentu saja mereka merasa senang dan gembira.
            Guru yang disenangi siswa adalah guru yang menghormati hak-hak siswa, baik hak-hak yang sifatnya umum maupun hak privasi mereka. Guru yang suka mencela, banyak berkomentar buruk tentang siswa-siswinya, dan kurang menghargai pekerjaan serta karya mereka, ia tidak disenangi oleh para siswa. Mereka menggerutu karena sikap guru yang demikian, bahkan ada yang berani melakukan protes terhadapnya.

Berdisiplin, Modal Paling Utama (Menjadi Guru Menyenangkan Part 11)



Guru yang disukai para siswa ternyata adalah guru yang berdisiplin. Artinya, ia tertib dalam melaksanakan segala aturan yang berlaku dan mampu mendisiplinkan para siswa.
            Guru dikatakan berdisiplin apabila mengajar tepat waktu, tidak dikurangi dan tidak dilebihkan. Masuk kelas, beristirahat, dan pulang tepat pada waktunya. Selain itu, jika memberikan tugas, ia memeriksanya dan membagikan hasilnya kepada siswa tepat pada waktunya.
            Sebetulnya, siswa menyenangi sikap disiplin. Mereka menyadari bahwa sikap disiplin sangat berguna bagi kehidupan. Nah, sikap disiplin ini harus dicontohkan dan ditegakkan oleh gurunya. Apabila guru tidak mampu memberikan contoh dan menegakkan disiplin kepada siswa, siswa menjadi liar dan kurang berdisiplin.
            Tentu saja, disiplin dalam dunia pendidikan tidak sama dengan disiplin militer yang kaku. Disiplin dalam pendidikan merupakan proses pembelajaran hidup sehingga tidak setiap kesalahan dijatuhi hukuman.
            Kesalahan yang dilakukan pada kali pertama hendaknya dijadikan sebagai media untuk menyosialisasikan aturan yang dilanggar itu. Namun, dalam hal ini ada pengecualian. Apabila kesalahan yang dilakukan siswa merupakan tindakan pidana yang membahayakan kepentingan umum, hukuman dapat dijatuhkan, tetapi tentu saja proporsional dan edukatif.
            Untuk membiasakan sikap hidup disiplin, guru dapat memberikan contoh atau keteladanan. Dari keteladanan ini siswa dapat mengimitasi apa yang harus dilakukan guru. Selain keteladanan, guru juga dapat membiasakan para siswa untuk menaati aturan-aturan sederhana yang diberlakukan di sekolah secara konsisten. Untuk menegaskan perilaku mereka yang menunjukkan sikap disiplin, guru dapat melakukan reinforcement (peneguhan) atau membari mereka reward (pujian).