Seorang guru disebut guru demokratis apabila senantiasa berusaha melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan kehidupan mereka. Misalnya, dalam pengambilan keputusan masalah tata tertib, mereka dilibatkan untuk menggodok tata tertib tersebut. Mereka sangat senang apabila guru melibatkan siswa dalam hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan mereka.
Selain melibatkan siswa dalam kegiatan pembeljaran dan pengambilan keputusan berkenaan dengan kehidupan mereka, guru demokratis senantiasa berusaha menghargai prestasi dan gagasan-gagasan siswa sekecil apa pun. Apabila siswa menunukkan prestasi, guru menghargainya. Jika siswa mengemukakan gagasan, guru menghargai gagasan tersebut lalu mendukung gagasan-gagasan yang baik untuk diwujudkan.
Guru demokratis dekat dengan siswa-siswinya. Ia tidak suka mendikte mereka dalam proses pembelajaran. Ia selalu melibatkan pemikiran, perasaan, dan pandangan mereka. Apabila mereka salah, ia tidak langsung menjatuhkan hukukman atas kesaahan yang diperbuat, tetapi melibatkan pemikiran dan perasaan mereka sebelum akhirnya menjatuhkan keputusan. Misalnya, jika salah seorang siswanya melanggar tata tertib, guru demokratis akan berusaha mengklarifikasi kesalahan tersebut dan meibatkan siswa yang bersangkutan untuk menemukan kesalahannya sendiri, lalu menunjukkan aturan yang dilanggar, dan selanjutnya menentukan hukuman yang laying untuk dilakukan.
Guru demokratis sangat disenangi siswa-siswinya, sebab pada dasarnya setiap siswa membutuhkan penghargaan atas ide-ide dan gagasan-gagasan yang dikemukakan olehnya.
Siswa merupakan sosok manusia yang memiliki rasa seperti halnya kita. Mereka memiliki kebutuhan untuk dihargai dan dihormati. Apabila guru menghargai siswa-siswinya, tentu saja mereka merasa senang dan gembira.
Guru yang disenangi siswa adalah guru yang menghormati hak-hak siswa, baik hak-hak yang sifatnya umum maupun hak privasi mereka. Guru yang suka mencela, banyak berkomentar buruk tentang siswa-siswinya, dan kurang menghargai pekerjaan serta karya mereka, ia tidak disenangi oleh para siswa. Mereka menggerutu karena sikap guru yang demikian, bahkan ada yang berani melakukan protes terhadapnya.