Rabu, 22 Desember 2010

Menjadi Guru Menyenangkan? Why Not?

Berbicara soal menjadi guru menyenangkan, kadang kita sebagai seorang guru masih seringkali bertanya-tanya kepada diri sendiri. Apakah saya sudah menjadi guru yang menyenangkan? Nah, untuk menjawab kegelisahan dari pertanyaan anda kali ini saya akan membahas apa saja ciri-ciri dari pribadi guru menyenangkan itu, sehingga anda dapat menilai diri anda, kira-kira dari sekian ciri-ciri berikut ciri-ciri mana yang sudah anda miliki.
            Guru menyenangka adalah guru yang menunjukkan sikap dan perilaku menyenagkan bagi diri dan siswanya, baik saat pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran. Yang dimaksud dengan menyenangkan di sini adalah menyenangkan dalam penampilan, sikap, perilaku, serta pembelajarannya efektif dan efisien.
            Untuk menjadi guru menyenangkan diperlukan kepribadian dan kompetensi tertentu. Beberapa kepribadian guru menyenangkan akan saya uraikan berikut ini.

  1. Proaktif
Kata proaktif harus diterjemahkan lebih dari sekedar mengambil inisiatif dalam situasi yang dihadapi. Stephen R. Covey dalam The Seven Habits of Highly Effective People mengatakan bahwa proaktif adalah mengambil inisiatif yang disertai dengan tanggung jawab.
Orang-orang proaktif mengenali tanggung jawab itu. Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi, atau pengondisian untuk perilaku mereka. Perilaku mereka adalah produk dari pilihan sadar mereka sendiri berdasarkan pada nilai, bukan produk dari kondisi mereka berdasarkan pesanan. Mereka dapat mengatur cuaca mereka sendiri.
Guru proaktif pada dasarnya adalah guru yang mampu mengambil inisiatif disertai tanggung jawab atas setiap keadaan yang dihadapinya. Ia berpikir pada peluang saat menghadapi situasi sulit sekalipun. Ia bertindak dengan nilai-nilai, bukan atas dasar perasaan.
Beberapa alasan mengapa guru proaktif sangat disukai oleh para siswa. Alasan mereka menyukai guru proaktif sungguh bergam diantaranya, sebagai berikut.
(1)   Guru proaktif tidak mengedapankan perasaan dalam memperlakukan siswa-siswinya. Ia mengedepankan nilai-nilai.
Jika siswa harus diperlakukan adil, guru proaktif akan menempatkan nilai keadilan itu secara konsisten kepada setiap siswa. Jika siswa harus diperlakukan adil, guru proaktif akan menempatkan nilai keadilan itu secara konsisten kepada setiap siswa. Jika siswa melakukan kesalahan dan harus dijatuhi hukuman, guru proaktif akan menghukum secara proporsional, tidak berlebih-lebihan. Dalam menilai pun demikian, siswa dengan prestasi yang baik diberi nilai baik. Demikian pula sebaliknya, siswa dengan prestasi buruk diberi nilai buruk.
(2)   Guru proaktif tidak kehilangan kendali dalam menghadapi siswa-siswinya.
Ia berpegang pada tali yang kuat, yaitu nilai-nilai yang menjadi pegangan dalam sikap dan tindakannya. Siswa pun senang apabila guru memperlakukan mereka dengan nilai-nilai, bukan dengan perasaan senang-tidak senang, benci-sayang, dan sebagainya.
(3)   Guru proaktif selalu pandai membaca peluang untuk mencapai kebaikan.
Dalam kondisi apa pun, guru proaktif selalu pandai menemukan peluang, termasuk ketika ia sedang dalam keadaan sulit. Ketika dunia ini menjadi gelap, guru proaktif idak berteriak meyalahkan ingkungan yang gelap, tetapi ia segera bergegas menyalakan api (cahaya) meskipun hanya sebatang lilin.
(4)   Guru proaktif menenagkan para siswa. Siswa menjadi tenang karena berada di samping guru yang proaktif.
Para siswa tidak takut diperlakukan semena-mena, tidak takut diperlakukan secara tidak adil. Mereka merasa nyaman karena selalu ada jalan pemecahan atas setiap persoalan yang dihadapi.
(5)   Guru proaktif meluaskan pengaruh positif ke lingkungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Apabila terjadi hal buruk, guru proaktif tampil sebagai solusi dan menciptakan situasi menjadi semakin baik.
Atas dasar alasan-alasan tersebut, maka guru proaktif menyenangka bagi para siswa. Bahkan, bukan hanya siswa yang merasa senang terhadap guru proaktif, guru sendiri pun senang terhadap guru proaktif, guru pun senang dan merasa enjoy apabila dirinya mampu bersikap dan bertindak proaktif. Bertindak proaktif itu sendiri artinya mengambil inisiatif sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini sebagai kebenaran universal.
Di dunia ini pun banyak didapati orang-orang sukses. Orang-orang sukses pada bidangnya adalah mereka yang bersikap dan bertindak proaktif. Mereka mampu mengambil peluang dan kesempatan dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.
Lalu, sudahkah Anda saat ini termasuk ke dalam guru proaktif?
Bersambung...

Guru proAKTIF? HARUS!

Kali ini saya akan membahas masalah tipe guru ditinjau dari reaksinya dalam merespon stimulus dibedakan ke dalam beberapa tipe, antara lain sebagai berikut.
1. Guru Reaksioner
Guru tipe ini cenderung reaktif dalam merespon setiap stimulus. Contohnya, apabila ada siswa yang membuat keributan di dalam kelas atau melakukan kesalahan, guru tipe ini cenderung bersikap marah dan segera menghukum siswa tersebut tanpa menelitinya terlebih dahulu mengapa perbuatan itu dilakukan siswa. Dalam menghukum siswa yang berbuat salah, ia cenderung berlebihan.
Guru tipe ini juga sering mencela atau mencap buruk siswa yang melakukan kesalahan. Dalam istilah kita kita, guru reaksioner disebut juga guru emosional.
2. Guru Proaktif
Guru proaktif cenderung bersikap tenang dan positif terhadap setiap stimulus yang datang. Seburuk apa pun stimulus yang dihadapi, guru tipe ini menyikapi nya dengan tenang dan positif. Misalnya, apabila ada siswa yang melakukan kesalahan, guru tipe ini berusaha mencoba meneliti penyebab kesalahan itu dilakukan sehingga dapat menangani peristiwa itu secara objektif dan berkeadilan.
Guru proaktif menjadikan situasi yang tidak menguntungkan sebagai peluang utntuk melakukan perubahan ke arag positif. Ia mampu menangkap peluang dari setiap peristiwa yang dihadapi. Pantaslah apabila guru proaktif tidak pernah kehilangan akal (selalu kreatif dan inovatif) meskipun ia dihimpit oleh berbagai kesulitan.
Bedanya guru proaktif dari guru reaksioner, yaitu pikirannya cenderung positif dan mengarahkan energinya untuk menciptakan peluang-peluang baru. Sebaliknya, guru rekasioner akan selalu merasa dihimpit oleh berbagai kesulitan meskipun sesungguhnya ia sedang menghadapi peluang.
3. Guru Don't Care
Guru tipe ini tidak mau peduli terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Ia datang ke sekolah dan masuk kelas hanya untuk tujusn mengajar (menyampaikan pelajaran) saja. Selain itu, ia tidak peduli, apakah pembelajarnnya berhasil diserap siswa atau tidak. Apakah siswa mau melakukan keributan, kerusuhan, atau melakukan perbuatan yang lebih dari itu, guru tipe ini tidak mau peduli (don't care).
Apabila siswa melakukan hal-hal yang kurang mendukung proses pembelajaran, biasanya guru don't care ini membiarkannya saja atau petugas bimbingan dan konseling. Guru tipe ini benar-benar tidak responsif terhadap stimulus yang dihadapinya. Prinsipnya, "Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu."
Bagaimana para guru tercinta?Pilihan ada di tangan anda, tidak ada waktu terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Semangat!!!

Selasa, 21 Desember 2010

Sponge Bob atau...Sponge Teacher?

Sponge Bob, tokoh yang satu ini selalu mencuri perhatian saya. Hampir setiap saya mendengar ada yang menyebut nama tokoh kartun yang satu ini, saya langsung teringat anak saya satu-satunya yang sebenatar lagi genap berusia 3 tahun. Tapi, kali ini kita tidak lagi membahas tokoh kartun sahabat si Patrick ini. namun, saya akan memaparkan tentang tipe guru ditinjau dari sikapnya dalam menghadapi perubahan.
Tipe guru ditinjau dari sudut pandang ini, dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe berikut ini.
1. Stone Teacher
Guru tipe ini sangat keras perlawanannya terhadap perubahan. Ia merasa bahwa dirinya telah merasa nyaman dengan keadaan sehingga setiap kali datang perubahan, ia tetap saja mempertahankan diri seperti sedia kala. Ia enggan berubah. Contohnya, apabila guru diminta untuk mengubah paradigma baru mengenai pembelajaran dari guru sentris ke siswa sentris, stone teacher akan tetap kembali pada pendiriannya bahwa mengajar yang baik adalah berpusat pada guru (guru sentris)
Guru tipe ini tidak suka mengikuti tren perkembangan zaman. Ia kukuh mempertahakan diri dalam keadaan seperti sedia kala (status quo). Guru tipe ini bersikukuh dengan apa yang telah dimilikinya. Perubahan baginya adalah sesuatu yang membebani.
2. Sponge Teacher
Guru tipe ini kebalikan dari stone teacher. Ia sangat peka terhadap perubahan, akan tetapi kepekaannya terhadap perubahan sangat berlebihan. bahkan, karena terlalu pekanya terhadap perubahan, ia selalu mengikuti perubahan itu tandpa melalui proses adaptasi terlebih dahulu. Guru tipe ini menerima perubahan total tanpa melalui proses penyeringan dan adaptasi secara porposional.
3. Generator Teacher
Guru tipe ini sangat responsif terhadap perubahan, akan tetapi ia juga selektif dan adaptif dalam menerima setiap perubahan. Hal-hal yang dianggap baru, ia teliti dengan seksama sebelum diserap dan diterima sebagai hal baru bagi dirinya.
Guru tipe ini sangat menghormati perubahan. Akan tetapi di sisi lain, ia pun sangat menghargai hal-hal lama yang dipandang baik dan berguna. Ia berprinsip bahwa tidak setiap hal yang baru itu baik dan tidak setiap hal yang lama itu buruk. Guru tipe ini benar-benar arif dan bijak dalam menyikapi setiap perubahan yang datang.
Generator teacher sangat adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia selalu tampil up to date dan tidak gagap teknologi (gaptek). Berbagai perkembangan terbaru tentang pendidikan maupun kehidupan sosial politik dan ekonomi yang ada kaitannya dengan pendidikan ia ikuti dengan seksama. Apabila ada hal-hal baru yang mendukung terhadap perubahan positif, ia segera melakukan penerimaan dan penyerapan terhadap hal-hal yang baru itu secara "selektif". "Gergaji otak" tipe generator teacher selalu diasah dengan baik sehingga selalu tajam untuk digunakan.
Bagaimana para guru? Yup, kalau sponge bob memang tkoh kartun yang disukai anak-anak. Namun..., bagi kita para guru? Saatnya anda memilih, sekarang juga.

Jadi Guru Killer? Ihhh....Takuuuuuuuuut!

Kali ini guru hebat akan memaparkan tentang tipe guru ditinjau dari cara mereka memberikan nilai. Nah, sebelum anda membaca tulisan ini, sebelumnya coba ingat-ingat terakhir kali anda memberikan nilai kepada siswa anda. Bagaimana?sudah ingat? baik.
Nah, para guru yang saya cintai, dari sudut pandang ini guru dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe seperti berikut ini.
1. Guru Killer
Guru tipe ini senang memberikan nilai kecil (rendah) kepada para siswa, meskipun siswa layak mendapatkan nilai tinggi. Ia sangat anti memberikan nilai besar (tinggi) kepada siswa-siswinya. Ada saja alasan yan dicari-carinya agar nilai siswa tidak tinggi. Semakin banyak siswa-siswinya ang mendapatkan nilai rendah, guru tipe ini semakin merasa bangga. Ia menganggap bahwadengan cara seperti itu pelajarannya laya diperhitungkan siswa.
Guru killer senang membuat soal yang sulit untuk diujikan kepada siswa. Apabila ada siswa yan nilainya tinggi karena menguasai betul pelajarannya, ia menaruh rasa curiga dan tetap memberikan nilai tidak maksimal. Guru dengan tipe ini seringkali memberikan soal-soal jebakan agar siswanya mendaptkan nilai yang kecil.
2. Guru Pemurah
Guru tipe ini senang memberikan nilai murah kepada siswa. Bahkan, terhadap siswa yang kurang sekalipun. Ia suka mengobral nilai dengan angka tingi. Kadang-kadang guru tipe ini memberikan nilai lepas kontrol sehingga bias dan tidak menunjukkan nilai sesungguhnya yang dimiliki oleh anak. Anak yang tak bisa apa-apa pun tetap diberinya nilai tinggi.
Guru pemurah biasanya kurang tertib dalam menilai hasil ujian dan tugas-tugas anak. Ia menilai berdasarkan perkiraan belaka. Untuk menutupi kelemahannya ini, ia memberikan nilai murah kepada siswa. Tipe guru ini biasanya suka memberikan nilai kepada siswa yang sudah tidak aktif lagidi sekolah.
3. Guru Objektif
Guru tipe ini memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa. Siswa yang memiliki kemampuan baik diberi nilai tingi, sedangkan siswa yang erkemampuan rendah diberi nilai rendah.
Guru tipe objektif menilai berdasarkan prinsip keadilan dan kebermaknaan. Ia berlaku adil, dalam arti memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa-siswinya sehingga terasa bermakna bagi kehidupannya.
Guru objektif senantiasa menilai setiap kemampuan siswa sekecil apa pun. Ia sangat menghargai perjuangan dan pengorbaan siswa-siswinya.
Wahai para guru, bagaimana dengan anda? apakah anda pernah melakukan salah satunya? atau mungkin pernah berperan menjadi ketiganya? 
Saatnya kita instrospeksi diri terhadap amanah menjadi seorang guru. Saat ini sangat banyak metode maupun instrumen penilaian yang bisa kita dapatkan sehinggkita bisa memotret siswa kita dari berbagai arah, tidak hanya dari kaca mata  diri kita saja, yang barangkali....masih lemah.
Selamat bekerja, semoga baktimu setulus jiwa...

Tipe Guru Ditinjau dari Cara Membimbing Siswa

Alhamdulillah, kali ini kita sampai pada tipe guru ditinjau dari cara membimbing siswa. Guru ditinjau dari cara membimbing para siswanya dibedakan menjadi beberapa tipe berikut ini.
1. Guru Perintis Jalan
Seorang gurudisebut sebagai perintis jalan bagi siswa-siswinya apabila ia selalu memberikan contoh terlebih dahulu sebelum memerintahkan sesuat kepada siswanya. Ia mampu menjadi model bagi setiap sikap atau perilaku yang akan diajarkan kepada siswa. Misalnya, apabila guru menghendaki siswanya berdisiplin, ia pun memberikan contoh sikap disiplin.
Guru perintis jalan tidak menyeruh sesuatu kepada siswanya tanpa ia sendiri melakukannya. Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara, guru perintis jalan adalah guru yang memiliki sikap kepemimpinan ing ngarsa sung tuladha, di depan memberikan contoh. Atau dengan kata lain, guru perintis jalan adalah guru yang mampu menjadi model atau teladan bagi siswa-siswinya.
Selain sebagai model atau teladan bagi siswa-siswinya, guru perintis jalan juga selalu tampil sebagai perintis dalam usaha mencari pemecahan setiap masalah yang dihadapi para siswa.
2 Guru Motivator
Guru tipe ini agak berbeda dengan guru perintis jalan. Guru tipe motivator lebih banyak berperan memberikan motivasi bagi para siswa dalam mencapai cita-citanya. Para siswa dibimbing dan diarahkan untk menemukan diri, masa depan, dan menyelesaikan masalah mereka. Guru hanya mendorong, memfasilitasi, dan mengarahkan saja. Yang harus menemukan diri, masa depan, dan menyelesaikan masalah adalah siswa itu sendiri.
Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara, guru motivator adalah guru yang mampu membangun semangat siswa dan mendorong dari belakang (ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani).
Guru motivator memberikan dorongan dengan intens sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa-siswinya. Ia tidak memaksakan kehendaknya, tetapi berusaha mengarahkan, mendorong, dan memotivasi siswa sesuai dengan kadar kemampuan mereka masing-masing.
3. Guru Penguasa
Guru tipe ini mengarahkan siswa dengan kekuasannya. ia ingin menunjukkan kepada siswa-siswinya bahwa dirinya memiliki kekuasaan. Ia tidak suka dirinya dipandang sebaga orang yang lemah atau tida berdaya sehingga dalam perilakunya menunjukkan sikap arogan dan selalu ingin dihormati, dihargai, dan dipatuhi.
Uru penguasa biasanya memasang jarak dengan siswa. Perintah-perintahnya bersifat dogma yang tidak boleh dibantah. Jika ada siswa-siswinya yang membantah perintah-perintah atau larangan-larangannya, ia akan menggunakan kekuasaannya untuk menghukum siswa. Biasanya yang dijadikan sebagai alat untuk menunjukkan kekuasaannya adalah nilai atau hukuman. Guru tpr ini tak segan-sega menghukum siswa secara berlebihan atau memberikan nilai yang menjatuhkan para siswa.
Guru penguasa sebetulnya sangat lemah di hadapan siswanya. Untuk menutupi kelemahanya itu, ia menunjukkan diri sebagai orang yang berkuasa. Guru tipe ini mengendalikan dan mengarahkan siswa dengan pendekatan kekuasaan. idaka guru dengan tipe penguasa selalu menunjukkan bahwa dirinya paling super di hadapan siswa-siswinya.
4. Guru Penyayang
Guru tipe ini membimbing siswa-siswinya dengan penuh kasih-sayang. Ia mengutamakan pendekatan humanistik dalam membimbing para siswa.
Guru penyayang memahami sifat dan karakteristik siswa-siswinya secara mendalam sehingga ia mampu memperlakukan dan membimbing mereka sesuai dengan porsi dan kebutuhannya masing-masing untu mencapai tujuan pendidikan. Ia memahami kapan saatnya memberikan dorongan, bimbingan, dan dukungan. Ia juga memahami betul kapan saatnya siswa harus mendapatkan hukuman dan strssing. Cara guru penyayang dalam memberikan hukuman dan memberikan strssing senantiasa memerhatikan kaidah-kaidah humanistik dan edukatif.
Selamat menjadi Guru  yang membimbing dengan penuh kasih sayang. Selamat mencoba!

Jumat, 17 Desember 2010

Panduan Praktis Membuat PTK

Check out this SlideShare Presentation:

Berlatih menyusun-proposal-ptk

Check out this SlideShare Presentation:

Model Pembelajaran Terpadu

Check out this SlideShare Presentation:

64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik

Check out this SlideShare Presentation:

Pakem Kelas Awal

Check out this SlideShare Presentation:

6.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Standar Penilaian

Check out this SlideShare Presentation:

Kamis, 16 Desember 2010

Gizi dan Kuliner by Budi: Resep Makanan Bekal Anak

Gizi dan Kuliner by Budi: Resep Makanan Bekal Anak

zuzu

Cleopatra Stratan - Noapte Buna (Original Version)

Tipe Guru Ditinjau dari Cara Menghadapi Para Siswa

Ada beberapa tipe guru ditinjau dari caranya menghadapi para siswa, yaitu sebagai berikut.
1. Guru Otoriter
Guru otoriter adalah seorang guru yang mengutamakan pendekatan kekuasaan dalam menghadapi para siswa. Ia senang menggunakan perintah-perintah secara otoriter. Apabila perintah-perintahnya tidak dipenuhi, guru tipe ini cenderung marah kepada para siswa.
Guru otoriter tidak senang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan gagasan taua pertanyaan. Guru tipe ini melakukan proses pendidikan dengan sistem indoktrinasi. Ia tidak menyenangi protes taua kritikan dari siwa-siswinya. Apabila ada sikap atau perilakunya yang salah, lalu siswa memrotesnya, ia marah. Dengan kata lain, guru tipe ini senang memaksakan kehendaknya kepada para siswa secara terang-terangan.
Guru tipe otoriter ini memang ditakuti oleh para siswanya. Akan tetapi, di belakang sang guru, para siswa sama sekali tidak menghargai sikap dan perbuatan guru tersebut. Di belakang sang guru, para siswa mencibir dan tidak menghormatinya. Bahkan tidak jarang, guru otoriter mendapatkan perlawanan dari para siswa, baik secara fisik maupun non fisik.
2. Guru Laissez Faire
Guru dengan tipe ini tidak berdaya di hadapan para siswa. ia hampir tidak dapat mengendalikan kelas dalam pembelajaran. Anak-anak dibiarkannya melakukan aktivitas menurut kehendak mereka. Sikap dan perlakuannya kepada siswa cenderung permissive (serba boleh).
Di tangan guru tipe ini, para siswa menjadi liar dan tidak terkendali. Akibatnya, proses pembelajaran tidak menghasilkan out put yang baik. Bahkan, tak jarang alat-alat belajar pun menjadi rusak oleh kenakalan anak-anak di dalam kelas karena gurunya laissez faire.
Guru tipe ini tidak mampu mengendalikan siswa dengan baik. Ia masa bodoh terhadap apa yang terjadi pada siswa-siswinya. Apabila ia hendak mengingatkan siswa yang mengganggu kegiatan pembelajaran, ia takut siswa marah atau tersinggung. Guru dengan tipe ini punya kekuatan di hadapan para siswanya.
3. Guru Demokratis
Guru tipe demokratis adalah guru yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk tumbuh dan berkemang secara wajar. Ia dapat mebedakan mana perilaku siswa yang harus dilarang dengan sikap otoriter dan mana perilaku siswa yang harus dibiarkan. Nalurinya terasah untuk memahami keadaan siswa. Jika siswa perlu dilarang, ia akan melarangnya dengan cara yang mudah dipahami dan dimngerti siswa. Jika siswa perlu didukung, ia akan mendukungnya. Dan apabila perilaku siswa perlu dibiarkan, ia akan membiarkannya sepanjang tidak keluar dari norma-norma pendidikan.
Guru demokratis ini menyenangkan para siswa karena sifat dasar manusia, termasuk siswa adalah ingin diperlakukan secara demokratis. Guru tipe ini sangat memahami, dalam situasi apa ia harus bersikap tegas dan dalam situasi apa ia harus bijak serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguah dirinya.
4. Guru Psuedo Demokratis
Guru dengan tipe ini berpura-pura demokratis, padahal sesunguhnya otoriter. Ia sangat menghanedaki para siswa patuh dan tunduk kepada dirinya dan tidak menyukai siswa yang membantah atau melawan kehenadaknya. Akan tetapi, di sisi lain ia tidak mau dicap sebagai guru yang otoriter. Oleh sebab itu, guru dengan tipe ini menutupi sikap otoriternya dengan berpura-pura demokratis. Ia tampak seperti lembut dan penuh dengan sikap demokratis, tetapi apabila kehendaknya dibantah atau ditentang, upaya untuk memaksakan kehendaknya dilakukan dengan berbagai cara.
Hal yang membedakan antara guru tipe otoriter dengan guru tipe pseudo demokratis adalah bentuk pemaksaannya. Guru otoriter memaksa para siswa dengan cara terang-terngan, sedangkan guru tipe pseudo demokratis memaksa siswa dengan cara-cara halus.
Apabila anda menggunakan cara-cara demokratis dalam menghadapi siswa, tetapi sesungguhnya anda menginginnkan siswa anda mematuhi segala kehendak anda, berarti anda tergolong ke dalam tipe guru pseudo demokratis.
Bagaimana, para guru?termasuk tipe apakah anda?

Tipe Guru dalam Pendidikan (Ditinjau dari Motivasinya Menjadi Guru)

Kali ini saya akan memaparkan tipe guru ditinjau dari motivasinya menjadi guru. Pengklasifikasian ini disdasarkan pada gejala yang sering muncul dalam sikap dan perilaku guru dalam proses pendidikan di sekolah.
Nah, tipe guru ditinjau dari motivasinya menjadi guru dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
1. Guru Terpaksa
 Seorang guru yang menjadi gur bukan karena keinginannya sendiri. Ia menjadi guru dengan maksud menyenangkan hati orang tua misalnya, atau karena terpaksa tid ada pekerjaan lain yang dapat ia kerjakan selain menjadi guru.
Kelompok guru terpaksa melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa gairah. Ia memandag kegiatan pembelajaran sebagai sesuatu ang menyiksa dirinya dan ia sendiri tidak berdaya meninggalkan pekerjaannya. Keadaan ini menular saat ia melaksanakan proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran terasa tidak menyenangkan bagi para siswa, bahkan cenderung "menyiksa" mereka.
2. Guru Pekerja
Apabila anda termasuk orang yang tidak mau peduli terhadap keadaan siswa jika idak menguntungkan secara material, berarti anda termasuk ke dalam guru pekerja. Guru pekerja hanya melakukan kegiatan pembelajaran apabila ia dibayar (diberi upah). Ia tidak mau melakukan kegiatan pembelajaran jika tidak dibayar. Kegiatan pembelajaran dianggapnya sebagai kegiatan untuk mencari uang.
Tipe guru pekerja mungkin saja dapat melangsungkan pekerjaannya dengan baik . Akan tetapi, jika waktu kerja habis, tipe guru ini tidak mau mengabdikan dirinya untuk kepentingan pendidikan (pembelajaran) apabila tidak diberi upah. Yang selalu memotivasi dan dicari oleh guru pekerja adalah upah mengajar alias hnonarium. Jika tidak diberi upah atau honor, ia tidak mau melakukan kegiatan mengajar. Motif yang mendorong guru dengan tipe ini ialah hononarium yang ditawarkan, semakin optimal ia melakukan kegiatan pembelajaran. Sebaliknya, semakin kecil honor yang ia terima, semakin buruk pekerjaan yang ia lakukan.
3. Guru Panggilan Jiwa
Guru dengan tipe ini hatinya terpanggil menjadi gur. Motivasinya menjadi guru karena ada bisikan dari hati sanubari. Guru panggilan jiwa tampak dalam tanda-tandanya. Ia mengajar dengan penuh semangat dan efektif (powerful). Ia tidak terfokus pada imbalan yang ia dapatkan. Ada atau tidak ada upah, melangsungkan proses pembelajaran baginya merupakan suatu kesenangan. Wajarlah apabila guru ini desenang para siswanya.
Guru tipe ini hatinya selalu melekat dengan anak-anak. Fisiknya boleh saja ada di luar sekolah, tetapi hati dan pikirannya tidak dapat dipisahkan dari anak-anak. Ia amat disenangi para siswa karena memerhatikan kebutuhan, kemampuan,dan masa depan mereka. Dalam proses pendidikan, guru penggilan jiwa slalu berpihak pada nasib dan kepentingan anak-anak, yakni kepentingan pendidikan dan masa depan mereka.
Besambung...

Cleopatra Stratan - Zunea Zunea - Romanian Video Romania Videoclip

Rabu, 08 Desember 2010

Pembelajaran ICT di Kelas yang menyenangkan

Innovative Teachers Competition 2007

APAKAH ANDA TERMASUK GURU YANG DISUKAI DAN MENJADI HARAPAN PARA SISWA?

Untuk menjadi bahan renungan dan perbaikan sikap bagi anda, berikut ini ada beberapa soal untuk dijawab. Jawablah dengan cermat dan posisikan diri anda sebagai siswa. Jawaban anda bisa jadi merupakan hal-hal yang menjadi kewajiban anda sebagai guru.

  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       ramah
b.      jaga image
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai seorang guru yang ...
a.       perhatian terhadap siswanya
b.      kurang peduli terhadap siswanya
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       menegakkan atauran dengan kasih sayang
b.      menegakkan aturan dengan keras
c.       membiarkan para siswa berbuat seenaknya
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       berdisiplin
b.      masa bodoh
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       ikhlas
b.      pamrih
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       kreatif
b.      konvensional
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       cerdas (suka belajar)
b.      tidak cerdas (kurang belajar)
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       proaktif
b.      reaktif
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       penyayang
b.      pemarah
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       memiliki kedekatan dengan siswa
b.      jauh dari siswa
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       sabar
b.      emosional
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       sederhana
b.      berlebihan
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       humoris
b.      menegangkan
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       empati
b.      antipati
  1. Jika saya seorang siswa, saya menyukai dan menghargai guru yang ...
a.       menghargai prestasi siswa sekecil apa pun
b.      tak peduli dengan prestasi siswa

(Sumber: Guru Malas Guru Rajin-Ramuan Ajaib untuk Menjadi Guru Menyenangkan)






APAKAH ANDA GURU YANG MENYENANGKAN?



          Untuk mengetahui apakah anda termasuk guru yang menyenangkan  atau bukan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur. Ingat, kejujuran anda merupakan modal utama untuk mendapatkan data yang shahih.
            Pilihlah jawaban berikut dengan melingkari salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling sesuai dengan sikap dan tindakan anda ketika menghadapi siswa.
  1. Yang biasa saya lakukan ketika siswa malas belajar ialah ...
a.       menasehatinya
b.      memarahinya
c.       membimbingnya
d.      membiarkannya
  1. Yang biasa saya lakukan ketika siswa membuat keributan di dalam kelas ialah ...
a.       memarahinya
b.      menasehatinya
c.       mengalihkan perhatiannya
d.      menghukumnya
  1. Yang biasa saya lakukan ketika siswa tidak mengerjakan PR di rumah ialah ...
a.       memarahinya
b.      memanggilnya
c.       menghukumnya
d.      menganalisisnya
  1. Sikap dan tindakan saya ketika menghadapi siswa yang menyinggung perasaan  saya ialah ...
a.       menghukumnya
b.      memarahinya
c.       tetap tenang dan mengarahkannya dengan kasih sayang
d.      membalasnya
  1. Sikap dan tindakan saya ketika menemukan siswa yang menunjukkan prestasi di dalam atau di luar kelas ialah ...
a.       membiarkannya
b.      mengakuinya
c.       menganggapnya biasa-biasa saja
d.      memberinya reward
  1. Sikap dan tindakan saya ketika menghadapi siswa yang melanggar tata tertib sekolah pada pelanggaran pertama ...
a.       membiarkannya
b.      menghukumnya
c.       memarahinya
d.      mengarahkannya
  1. Sikap dan tindakan saya ketika menghadapi siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan guru di kelas ialah ...
a.       membiarkannya
b.      tidak menanyainya lagi
c.       mencelanya
d.      mengubah pertanyaan
  1. Kebiasaan saya ketika mengajukan pertanyaan dan siswa tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran ialah ...
a.       menjawabnya sendiri dan menerangkannya
b.      marah dan kecewa
c.       menurunkan tingkat kesulitan pertanyaan
d.      melanjutkan pembelajaran
  1. Kebiasaan saya ketika menghadapi siswa yang overacting ialah ...
a.       mencela perilakunya
b.      mengabaikannya
c.       menghukumnya
d.      menasehatinya
  1. Kebiasaan saya ketika siswa mencurahkan isi hatinya ...
a.       membicarakannya dengan orang lain
b.      membimbingnya dan menjaga rahasianya
c.       mendengarkan saja
d.      menyerankan agar menghadap guru BP
  1. Kebiasaan saya ketika menghadapi siswa yang sulit diatur dan diarahkan ialah ...
a.       memarahinya
b.      mengomelinya
c.       membiarkannya
d.      mengubah pendekatan
  1. Kebiasaan saya ketika siswa menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam sikap, nilai, dan perilaku ialah ...
a.       tidak berbuat apa-apa
b.      memberinya reward
c.       menyindirnya
d.      mengaguminya
  1. Kebiasaan saya ketika siswa mulai gelisah di kelas saat pembelajaran berlangsung ialah ...
a.       memarahi siswa
b.      menghentikan KBM
c.       mengubah pendekatan dan metode
d.      keluar dari kelas sampai siswa tenang
  1. Kebiasaan saya ketika melihat kelas dalam keadaan kotor ialah ...
a.       menyapunya sendir
b.      membimig siswa untuk membersihkannya
c.       memanggil penjaga sekolah untuk menyapunya
d.      membiarkan seperti apa adanya
  1. Kebiasaan saya ketika melihat meja dan kursi siswa berantakan ialah ...
a.       membimbing siswa untuk membereskannya
b.      membiarkannya dan terus mengajar
c.       menyuruh siswa membereskannya dan mengomelinya
d.      memarahi siswa dan menyuruh membereskannya
  1. Kebiasaan saya ketika ada siswa yang menyontek saat ujian ialah ...
a.       memarahinya
b.      membiarkannya
c.       menegurnya dengan baik
d.      merampas lembar jawaban
  1. Kebiasaan saya ketika siswa membuang sampah sembarangan ialah ...
a.       membiarkannya (berpura-pura tida tahu)
b.      memarahinya dan menyuruhnya membersihkan sampah
c.       menyuruhnya membersihkan sampah dan mengarahkannya
d.      memungut sampah dan memasukkan ke tempatnya
  1. Kebiasaan saya ketika menyaksikan siswa bertengkar dengan temannya ialah ...
a.       memarahinya
b.      melerainya dan menindaklanjutinya
c.       menyerahkannya kepada guru BP
d.      menyerahkan kepada bagian kesiswaan
  1. Kebiasaan saya ketika memberika PR kepada siswa ialah ...
a.       memeriksa sewajarnya
b.      mengabaikannya
c.       melupakannya
d.      memeriksanya dengan sungguh-sungguh
  1. Kebiasaan saya ketika siswa berbuat salah ialah ...
a.       mencelanya
b.      mengomelinya
c.       memarahinya
d.      membimbingnya dan tenang


Jawaban
No
Pilihan
Skor
Nilai Anda
1
A
B
C
D
3
0
5
1

2
A
B
C
D
0
2
5
1

3
A
B
C
D
0
2
5
1

4
A
B
C
D
1
0
5
0

5
A
B
C
D
0
3
1
5

6
A
B
C
D
1
1
0
5

7
A
B
C
D
0
1
0
5

8
A
B
C
D
1
0
5
1

9
A
B
C
D
1
5
1
2

10
A
B
C
D
0
5
2
2

11
A
B
C
D
0
0
1
5

12
A
B
C
D
1
5
0
2

13
A
B
C
D
0
1
5
1

14
A
B
C
D
1
5
1
0

15
A
B
C
D
5
0
1
1

16
A
B
C
D
0
0
5
2

17
A
B
C
D
0
2
5
2

18
A
B
C
D
0
5
2
2

19
A
B
C
D
2
0
0
5

20
A
B
C
D
0
0
1
5

Jumlah


CARA MENILAI
Jumlah skor perolehan anda. Apabila anda jujur dalam mengisinya, anda dapat mencocokkan skor anda dengan predikat berikut ini.

No
Jumlah Skor
Predikat
1
90-100
Sangat Menyenangkan
2
80-89
Menyenangkan
3
70-79
Cukup Menyenangkan
4
50-69
Kurang Menyenangkan
5
0-49
Tidak Menyenangkan

            Apabila anda memperoleh skor antara 90-100, anda termasuk guru yang SANGAT MENYENANGKAN. Apabila skor anda antara 80-89, anda termasuk guru yang MENYENANGKAN. Apabila skor anda antara 70-79, anda termasuk guru yang CUKUP MENYENANGKAN. Apabila skor perolehan anda antara 50-69, anda termasuk guru yang KURANG MENYENANGKAN. Dan apabila skor perolehan anda di bawah 49, anda termasuk ke dalam guru yang TIDAK MENYENANGKAN.
Klasifikasi tersebut merupakan hasil klasifikasi sementara anda saat ini. Anda dapat mengubahnya jika anda berkemauan untuk menjadi guru yang  menyenangkan. Prinsip yang hendaknya digunakan dalam mengubah keadaan ini, “Anda bisa apabila Anda mempunyai kemauan.”
Untuk mengubah keadaan, ubahlah secara perlahan-lahan. Sebab, mengubah karakter bukanlah pekerjaan mudah. Konsistenlah dengan salah satu sikap positif sampai menjadi kebiasaan. Setelah salah satu sikap positif telah menjadi kepribadian, tambahlah dengan sikap positif lainnya. Apabila anda bersungguh-sungguh dan konsisten dalam melakukannya, dalam waktu enam bulan anda akan berubah menjadi GURU YANG SANGAT MENYENANGKAN.
Kapan anda hendak memulai? Jawaban atas pertanyaan ini sangat bergantung pada sikap dan tekad anda. (Sumber: Guru Malas Guru Rajin-Ramuan Ajaib untuk Menjadi Guru Menyenangkan)