Ada beberapa tipe guru ditinjau dari caranya menghadapi para siswa, yaitu sebagai berikut.
1. Guru Otoriter
Guru otoriter adalah seorang guru yang mengutamakan pendekatan kekuasaan dalam menghadapi para siswa. Ia senang menggunakan perintah-perintah secara otoriter. Apabila perintah-perintahnya tidak dipenuhi, guru tipe ini cenderung marah kepada para siswa.
Guru otoriter tidak senang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan gagasan taua pertanyaan. Guru tipe ini melakukan proses pendidikan dengan sistem indoktrinasi. Ia tidak menyenangi protes taua kritikan dari siwa-siswinya. Apabila ada sikap atau perilakunya yang salah, lalu siswa memrotesnya, ia marah. Dengan kata lain, guru tipe ini senang memaksakan kehendaknya kepada para siswa secara terang-terangan.
Guru tipe otoriter ini memang ditakuti oleh para siswanya. Akan tetapi, di belakang sang guru, para siswa sama sekali tidak menghargai sikap dan perbuatan guru tersebut. Di belakang sang guru, para siswa mencibir dan tidak menghormatinya. Bahkan tidak jarang, guru otoriter mendapatkan perlawanan dari para siswa, baik secara fisik maupun non fisik.
2. Guru Laissez Faire
Guru dengan tipe ini tidak berdaya di hadapan para siswa. ia hampir tidak dapat mengendalikan kelas dalam pembelajaran. Anak-anak dibiarkannya melakukan aktivitas menurut kehendak mereka. Sikap dan perlakuannya kepada siswa cenderung permissive (serba boleh).
Di tangan guru tipe ini, para siswa menjadi liar dan tidak terkendali. Akibatnya, proses pembelajaran tidak menghasilkan out put yang baik. Bahkan, tak jarang alat-alat belajar pun menjadi rusak oleh kenakalan anak-anak di dalam kelas karena gurunya laissez faire.
Guru tipe ini tidak mampu mengendalikan siswa dengan baik. Ia masa bodoh terhadap apa yang terjadi pada siswa-siswinya. Apabila ia hendak mengingatkan siswa yang mengganggu kegiatan pembelajaran, ia takut siswa marah atau tersinggung. Guru dengan tipe ini punya kekuatan di hadapan para siswanya.
3. Guru Demokratis
Guru tipe demokratis adalah guru yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk tumbuh dan berkemang secara wajar. Ia dapat mebedakan mana perilaku siswa yang harus dilarang dengan sikap otoriter dan mana perilaku siswa yang harus dibiarkan. Nalurinya terasah untuk memahami keadaan siswa. Jika siswa perlu dilarang, ia akan melarangnya dengan cara yang mudah dipahami dan dimngerti siswa. Jika siswa perlu didukung, ia akan mendukungnya. Dan apabila perilaku siswa perlu dibiarkan, ia akan membiarkannya sepanjang tidak keluar dari norma-norma pendidikan.
Guru demokratis ini menyenangkan para siswa karena sifat dasar manusia, termasuk siswa adalah ingin diperlakukan secara demokratis. Guru tipe ini sangat memahami, dalam situasi apa ia harus bersikap tegas dan dalam situasi apa ia harus bijak serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguah dirinya.
4. Guru Psuedo Demokratis
Guru dengan tipe ini berpura-pura demokratis, padahal sesunguhnya otoriter. Ia sangat menghanedaki para siswa patuh dan tunduk kepada dirinya dan tidak menyukai siswa yang membantah atau melawan kehenadaknya. Akan tetapi, di sisi lain ia tidak mau dicap sebagai guru yang otoriter. Oleh sebab itu, guru dengan tipe ini menutupi sikap otoriternya dengan berpura-pura demokratis. Ia tampak seperti lembut dan penuh dengan sikap demokratis, tetapi apabila kehendaknya dibantah atau ditentang, upaya untuk memaksakan kehendaknya dilakukan dengan berbagai cara.
Hal yang membedakan antara guru tipe otoriter dengan guru tipe pseudo demokratis adalah bentuk pemaksaannya. Guru otoriter memaksa para siswa dengan cara terang-terngan, sedangkan guru tipe pseudo demokratis memaksa siswa dengan cara-cara halus.
Apabila anda menggunakan cara-cara demokratis dalam menghadapi siswa, tetapi sesungguhnya anda menginginnkan siswa anda mematuhi segala kehendak anda, berarti anda tergolong ke dalam tipe guru pseudo demokratis.
Bagaimana, para guru?termasuk tipe apakah anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar