William Arthur Ward mengatakan,
Guru BIASA, MENGAJARKAN
Guru BAIK, MENDEMOSTRASIKAN
Guru HEBAT, MENGINSPIRASI
Tulisan di atas dipajang di ruang guru di sekolah tempat saya mengajar, meski tempatnya kurang strategis saya yakin semua guru pasti bisa membacanya. Suatu hari ketika saya ke sekolah dengan membawa sebuah map, salah seorang guru nyletuk," wah guru hebat bawa map!", suatu hari saya terlambat datang ke sekolah, orang yang sama pun nyletuk, "wah guru hebat nih, datangnya terlambat!", yang lain pun akhirnya saling melempar suara, bahkan ada yang dengan sengaja menambahkan dan membuat plesetan,
Guru BIASA, tak banyak BICARA
Guru BAIK,siswa tak bisa BERKUTIK
GURU HEBAT, datangnya TERLAMBAT
GURU KREATIF, JUALAN (nggak nyambung kan?)
Khusus yang terkhir ini memang terasa nggak nyambung, namun tetap nyambung karena sangat sesuai dengan kondisi sesungguhnya di sekolah saya. Bagaimana tidak disebut guru kreatif itu berjualan, jika beberapa guru di sana menjalankan perniagaan sambil melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Sungguh luar biasa! Tapi, bagaimana dengan anak-anak?Alhamdulillah, meski beberapa guru berjualan tetapi tidak mengalahkan pelayanannya kepada para siswa sebagai customer utamanya. Dari sini pikiran saya kemudian melayang ke sepuluh tahun yang lalu, di mana pada saat itu tidak ada sedikit pun dalam benak saya untuk menjadi seorang guru. Akan tetapi, setelah dua kali gagal ikut seleksi masuk jurusan kedokteran, akhirnya saya pun memutuskan untuk memilih jurusan pendidikan, itu artinya saya kelak akan menjadi seorang pendidik (baca: guru).Bukan hal yang mudah bagi saya saat itu untuk membuat sebuah keputusan tersebut, karena sejak awal saya punya prinsip dan keyakinan bahwa saya sangat tidak sepakat jika seseorang memutuskan menjadi seorang guru karena TERPAKSA. Subhanallah, ternyata prinsip dan keyakinan saya saat itu kemudian melahirkan seorang pribadi saya yang tidak terasa dan mengalir begitu saja secara perlahan mulai menikmati menjadi seorang guru. Bahkan kreatifitas itu dengan sendirinya mengalir deras melalui kran-kran ide yang tak terbatas. Sebaliknya, pernah saya mengalami kesedihan yang sangat luar biasa, karena saya masih menemukan keterpaksaan dalam diri seorang guru. Hingga kemudian kata guru kreatif, diplesetkan lagi. GURU KREATIF, hanya menunggu GAJI dan INSENTIF.Masya Allah? Bagaimana dengan anda jika anda adalah seorang GURU?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar